TEMANGGUNG--MICOM: Badan
Geologi memasang enam jenis alat untuk memantau aktivitas vulkanik
Gunung Sindoro di perbatasan Kabupaten Temanggung - Wonosobo, Jawa
Tengah.
Menurut Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi Wilayah Barat, Badan Geologi, Hendra Gunawan, empat alat di antaranya dipasang di Gunung Sindoro. Sedangkan dua lainnya digunakan untuk pemantauan mobile.
Empat alat yang akan ditempatkan di lereng Gunung Sindoro adalah seismograf short period (tiga unit), seismograf broadband (dua unit), tilt meter (satu unit), dan electronic distance measurement atau EDM dengan dua reflektor.
Sedangkan dua alat yang digunakan secara mobile adalah kamera inframerah (satu unit) dan mini differential optical absorption spectrometer atau DOAS (satu unit).
Seismograf short period dan seismograf broadband berfungsi untuk memantau aktivitas kegempaan. Tiltmeter dan EDM digunakan untuk mengukur deformasi gunung. Mini DOAS dan kamera inframerah masing-masing digunakan untuk mengukur tekanan uap panas dan anomali panas di kawasan puncak gunung.
"Enam alat ini diperlukan untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Sindoro secara mendetil, sehingga nantinya dapat dilakukan upaya paling tepat untuk mengurangi resiko bencana," kata Hendra, Minggu (11/12).
Ia mengatakan, selama berstatus aktif normal selama 41 tahun, aktivitas Gunung Sindoro tidak terpantau. Karena itu pihaknya mengalami kesulitan untuk mendeteksi perilaku gunung itu, sehingga diperlukan pemantauan mendetail.
Pengamat Gunung Sindoro di Pos Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Temanggung, Sumaryanto, menambahkan, pemasangan alat-alat tersebut membuat Gunung Sindoro memungkinkan dipantau dari BPPTK Yogyakarta dan Pos Babadan, Magelang.
"Tentunya setelah pemasangan alat selesai dilakukan dan alat sudah aktif," katanya. (TS/OL-3)
Menurut Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi Wilayah Barat, Badan Geologi, Hendra Gunawan, empat alat di antaranya dipasang di Gunung Sindoro. Sedangkan dua lainnya digunakan untuk pemantauan mobile.
Empat alat yang akan ditempatkan di lereng Gunung Sindoro adalah seismograf short period (tiga unit), seismograf broadband (dua unit), tilt meter (satu unit), dan electronic distance measurement atau EDM dengan dua reflektor.
Sedangkan dua alat yang digunakan secara mobile adalah kamera inframerah (satu unit) dan mini differential optical absorption spectrometer atau DOAS (satu unit).
Seismograf short period dan seismograf broadband berfungsi untuk memantau aktivitas kegempaan. Tiltmeter dan EDM digunakan untuk mengukur deformasi gunung. Mini DOAS dan kamera inframerah masing-masing digunakan untuk mengukur tekanan uap panas dan anomali panas di kawasan puncak gunung.
"Enam alat ini diperlukan untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Sindoro secara mendetil, sehingga nantinya dapat dilakukan upaya paling tepat untuk mengurangi resiko bencana," kata Hendra, Minggu (11/12).
Ia mengatakan, selama berstatus aktif normal selama 41 tahun, aktivitas Gunung Sindoro tidak terpantau. Karena itu pihaknya mengalami kesulitan untuk mendeteksi perilaku gunung itu, sehingga diperlukan pemantauan mendetail.
Pengamat Gunung Sindoro di Pos Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Temanggung, Sumaryanto, menambahkan, pemasangan alat-alat tersebut membuat Gunung Sindoro memungkinkan dipantau dari BPPTK Yogyakarta dan Pos Babadan, Magelang.
"Tentunya setelah pemasangan alat selesai dilakukan dan alat sudah aktif," katanya. (TS/OL-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar