TEMANGGUNG, suaramerdeka.com - Kendati saat ini masih berstatus waspada, beberapa warga tetap nekad melakukan pendakian ke Gunung Sindoro. Keberadaan rambu larangan mendekati radius 2 km dari puncak, mereka abaikan.
Situasi ini disayangkan sejumlah pihak terutama petugas pengamat, karena membahayakan jiwa para pendaki sendiri. "Saat ini memang masih ada beberapa warga yang mendaki puncak. Kami sudah melarang, tapi mereka tetap nekad melakukannya secara diam-diam," ungkap pengamat Gunung Sindoro Sumaryanto, Rabu (28/12).
Pernyataan senada disampaikan petugas pengamat lain, Prawoto. Dia mengungkapkan menyusul ditetapkannya status waspada pada 5 Desember lalu, pihaknya telah memasang papan larangan di sejumlah titik pendakian. Diantaranya Kledung, Bansari, Katekan, Sibajak, dan Sigedang.
Disamping itu, aturan larangan mendekati puncak juga telah disosialisasikan ke pemerintah mulai tingkat desa hingga kabupaten. Namun nyatanya masih ada beberapa pendaki yang nekad naik. "Mereka yang naik itu kebanyakan cuma karena penasaran, dan ingin tahu kondisi Sindoro dari dekat. Tapi itu sebenarnya berbahaya. Yang dikhawatirkan, dari dalam kawah muncul gas beracun," ujarnya.
Menurut dia, aturan larangan ini dikeluarkan bukan tanpa alasan karena sampai sekarang kondisi Sindoro masih fluktuatif. Dari pantauan, hingga hari ini aktivitas kegempaan Gunung Sindoro masih fluktuatif.
Data di Pos Pengamatan Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, pada Selasa (27/12) tercatat 11 kali gempa. Rinciannya, satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali vulkanik dangkal, dan delapan kali embusan. Namun menurut Prawoto, selama kurun 17-27 Desember, tidak ada yang melebihi frekuensi kegempaan pada 16 Desember, terutama dalam hal gempa vulkanik dalam dan dangkal.
Saat ini gempa tremor juga sudah tidak terjadi, sehingga ada kecenderungan aktivitasnya menurun.
Sebelumnya pada 16 Desember tercatat ada sembilan kali gempa vulkanik dalam, 15 kali vulkanik dangkal, satu kali tektonik jauh, satu kali tremor, dan 18 kali embusan.
Berdasarkan pengamatan Prawoto, sejak ditetapkan status waspada dua, aktivitas kegempaan Gunung Sindoro tertinggi hanya tpada 10 Desember. Saat itu terekam 58 kali kejadian gempa. Terdiri dari sembilan kali vulkanik dalam, 22 kali vulkanik dangkal, dan 22 kali embusan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar